BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Teripang (Ketimun laut, Echinodermata) adalah salah satu komoditi ekspor sub sektor perikanan yang cukup potensial. Teripang belum banyak dikenal oleh masyarakat. Di Indonesia, pemanfaatan teripang sebagai bahan pangan dibanding produk perikanan lainnya tergolong kurang populer karena nilai estetika yang rendah dilihat dari bentuk fisik teripang yang terkesan menjijikkan. Namun demikian teripang sesungguhnya mengandung protein cukup tinggi (berdasarkan penelitian dari berbagai universitas di dunia). Dalam dunia perdagangan, ketimun laut atau teripang ini biasa dijual dalam bentuk kering atau asapan yang dikenal dengan nama sea cucumber atau beche de-mer. Di mancanegara, khususnya di Hongkong, Taiwan, Singapura dan Amerika Serikat telah memiliki teknik pengolahan yang lebih maju sehingga teripang telah menjadi salah satu komponen pangan yang sangat digemari.
Saat ini Indonesia menjadi salah satu negara pengekpor teripang kering terkemuka selain Filipina dan Kaledonia Baru. Mutu teripang kering dari Indonesia masih dibawah standar perdagangan internasional sehingga nilai jual produk teripang Indonesia lebih rendah dari produk negara-negara pesaingnya. Potensi teripang cukup besar karena Indonesia memiliki perairan pantai dengan habitat teripang yang cukup luas. Teripang yang hidup di laut bisa mencapai bobot 6 Kg per ekor. Sampai saat ini pembudidayaan teripang masih belum banyak dilakukan. Seperti jenis ikan laut lain, teripang ini mempunyai masa depan yang cukup baik jika dibudidayakan secara benar. Sebab selain memiliki harga yang tinggi di pasaran Internasional juga secara teknis dapat dibudidayakan. Disamping itu juga dapat membuka lapangan kerja baru dan mendatangkan devisa negara, karena merupakan salah satu komoditi ekspor nonmigas. Dari sekitar 650 jenis teripang yang ada didunia 10% berada di Indonesia dan dari jumlah tersebut dipastikan ada 7 jenis yang tergolong mempunyai nilai jual tinggi yakni teripang pasir (Holothuroidea scabra), teripang hitam (Holothuroidea edulis), teripang coklat (Holothuroidea marmoreta), teripang merah (Holothuroidea vatiensis), teripang koro (Holothuroidea nobilis), teripang nanas (Thelonota anana), dan teripang gama (Stichopus varigatus).
Ekspor teripang Indonesia dilakukan oleh beberapa pengusaha atau distributor yang membeli teripang lansung dari para nelayan teripang di beberapa daerah di Indonesia khususnya dari Kawasan Indonesia Timur seperti NTT, NTB, Sulsel, Sultra, Maluku dan Irian Jaya. Umumnya para pengusaha melakukan seleksi jenis dan kualitas terhadap produk masyarakat nelayan/pengrajin teripang. Kondisi ini sering menyebabkan perbedaan harga yang sangat mencolok ditingkat nelayan dan ditingkat distributor. Para nelayan sering menjadi korban penipuan karena alasan mutu teripang. Sebagaimana yang sering terjadi pada pengrajin komoditi agroindustri lainnya, pengrajin teripang pun saat ini masih belum dapat meningkatkan taraf penghidupannya sementara disisi lain para distributor atau pedagang teripang memiliki taraf kehidupan yang lebih layak. Keadaan ini mengharuskan adanya kegiatan alih teknologi untuk membantu para pengrajin teripang memperbaiki mutu olahannya serta membantu memperluas jaringan pemasarannya melalui lembaga profesi dibeberapa daerah yang memiliki potensi teripang yang pada umumnya merupakan sentra-sentra desa tertinggal.
B. Perumusan Masalah
Agar penulisan lebih terarah maka dilakukan perumusan masalah. Adapun perumusan masalahnya, yaitu :
1. Bagaimana cara membudidayakan teripang yang dapat diterapkan di Indonesia ?
2. Bagaimana upaya untuk meningkatkan produksi teripang di Indonesia ?
C. Tujuan Penelitian
Sedangkan tujuan penelitian yang akan memandu peneliti ke arah yang diinginkan adalah :
1. Mengetahui cara pembudidayaan teripang yang dapat diterapkan di Indonesia
2. Mengetahui upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan produksi teripang di Indonesia
BAB II
KERANGKA TEORI
A. Teripang (Ketimun Laut)
Teripang atau trepang adalah istilah yang diberikan untuk hewan invertebrata timun laut (Holothuroidea) yang dapat dimakan. Ia tersebar luas di lingkungan laut diseluruh dunia, mulai dari zona pasang surut sampai laut dalam terutama di Samudra Hindia dan Samudra Pasifik Barat.
Di dalam jurnal - jurnal internasional, istilah trepang atau beche-de-mer tidak pernah dipakai dalam topik-topik keanegaragaman, biologi, ekologi maupun taksonomi. Dalam subyek-subyek ini, terminologi yang dipakai untuk menggambarkan kelompok hewan ini adalah sea cucumbers atau holothurians (disebut holothurians karena hewan ini dimasukkan dalam kelas Holothuroidea). Kelompok timun laut yang ada di dunia ini lebih dari 1200 jenis, dan sekitar 30 jenis di antaranya adalah kelompok teripang.
Teripang adalah hewan yang bergerak lambat, hidup pada dasar substrat pasir, lumpur pasiran maupun dalam lingkungan terumbu. Teripang merupakan komponen penting dalam rantai makanan di terumbu karang dan ekosistem asosiasinya pada berbagai tingkat struktur pakan (trophic levels). Teripang berperan penting sebagai pemakan deposit (deposit feeder) dan pemakan suspensi (suspensi feeder). Di wilayah Indo-Pasifik, pada daerah terumbu yang tidak mengalami tekanan eksploitasi, kepadatan teripang bisa lebih dari 35 ekor per m2, dimana setiap individunya bisa memproses 80 gram berat kering sedimen setiap harinya.
B. Jenis – Jenis Teripang
Adapun jenis – jenis teripang yang terdapat di perairan Indonesia dan tergolong memiliki nilai jual tinggi di pasaran Indonesia dan mancanegara, yaitu :
1. Teripang Nanas
2. Teripang Pasir
3. Teripang Gama
4. Teripang Hitam
5. Teripang Merah
6. Teripang Koro
7. Teripang Coklat
1. Teripang Nanas
2. Teripang Pasir
3. Teripang Gama
4. Teripang Hitam
5. Teripang Merah
6. Teripang Koro
7. Teripang Coklat
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian mengenai teripang ini merupakan penelitian yang bersifat naturalistik atau kualitatif. Metode naturalistik adalah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi objek alamiah dengan peneliti sebagai instrumen kunci. Penelitian lebih menekankan keadaan yang sekarang selama 3 tahun terakhir. Hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna daripada generalisasi. Pada penelitian kualitatif juga tidak menggunakan angka-angka stastistik melainkan terbatas pada penganalisisan kategori dan konsep.
B. Teknik Pengumpulan Data
Pengambilan data-data pada karya tulis ini menggunakan metode kepustakaan yaitu semua data diambil dari artikel dan buku-buku yang mendukung penelitian.
C. Metode Analisis Data
Data yang terkumpul akan dianalisis dengan metode analisis deskriptif kualitatif karena penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif dan tidak memerlukan angka sebagai pengolah data.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Penelitian dilakukan selama satu minggu mulai tanggal 17 Oktober 2010 sampai 23 Oktober 2010. Pada penelitian ini data data dikumpulkan melalui buku-buku referensi dan artikel. Penelitian tersebut mendapatkan hasil sebagai berikut.
Kurangnya perhatian dari pemerintah menyebabkan pengembangan sumber daya teripang di Indonesia masih kurang maksimal. Hal ini disebabkan oleh masih kurangnya pemahaman masyarakat mengenai manfaat dan prospek teripang itu ke depannya. Maka dari itu, peningkatan mutu dan kualitas sumber daya manusia sangat dibutuhkan dalam upaya meningkatkan produksi teripang di Indonesia yang cukup menjanjikan bagi pertumbuhan perekonomian negara.
Pengembangan pengelolaan hasil laut khususnya teripang hendaknya dapat lebih dikembangkan lagi, bukan hanya sebagai komoditi ekspor nonmigas melainkan juga harus memperhatikan kebutuhan di dalam negeri. Seperti yang kita ketahui bahwa Indonesia merupakan negara maritim yang memiliki wilayah perairan yang sangat luas. Jadi, setiap wilayah di Indonesia memiliki potensi laut yang besar dalam hal memberi sumbangsi guna membangun perekonomian untuk menuju negara yang lebih maju.
B. Pembahasan
1. Pembudidayaan Teripang di Indonesia
a. Pemilihan Lokasi Pembudidayaan Teripang
Kriteria Lokasi yang tepat untuk dilaksanakan pembudidayaan teripang yaitu sebagai berikut :
1. Tempat terlindung
Bagi budidaya teripang diperlukan tempat yang cukup terlindung dari guncangan angin dan ombak.
Bagi budidaya teripang diperlukan tempat yang cukup terlindung dari guncangan angin dan ombak.
2. Kondisi dasar perairan
Dasar perairan hendaknya berpasir, atau pasir berlumpur bercampur dengan pecahan-pecahan karang dan banyak terdapat tanaman air semacam rumput laut atau alang-alang laut.
Dasar perairan hendaknya berpasir, atau pasir berlumpur bercampur dengan pecahan-pecahan karang dan banyak terdapat tanaman air semacam rumput laut atau alang-alang laut.
3. Salinitas
Salinitas yang cocok adalah antara 30 – 33 ppt.
Salinitas yang cocok adalah antara 30 – 33 ppt.
4. Kedalaman air
Lokasi yang cocok bagi budidaya sebaiknya pada kedalaman air laut 0,40 sampai 1,50 m pada air surut terendah.
Lokasi yang cocok bagi budidaya sebaiknya pada kedalaman air laut 0,40 sampai 1,50 m pada air surut terendah.
5. Ketersediaan Benih
Lokasi budidaya sebaiknya tidak jauh dari tempat hidup benih secara alamiah. Terdapatnya benih alamiah adalah indikator yang baik bagi lokasi budidaya teripang.
Lokasi budidaya sebaiknya tidak jauh dari tempat hidup benih secara alamiah. Terdapatnya benih alamiah adalah indikator yang baik bagi lokasi budidaya teripang.
6. Kondisi lingkungan
Perairan sebaiknya harus memenuhi standard kualitas air laut yang baik bagi kehidupan teripang seperti
Perairan sebaiknya harus memenuhi standard kualitas air laut yang baik bagi kehidupan teripang seperti
· pH 6,5 – 8,5
· Kecerahan air laut 50 cm
· Kadar oksigen terlarut 4 – 8 ppm
· Suhu air laut 20 – 25° Celcius
b. Metode Pembudidayaan Teripang
Metode yang digunakan untuk membudidayakan teripang (ketimun laut) yaitu dengan menggunakan metode penculture. Metode penculture adalah suatu usaha memelihara jenis hewan laut yang bersifat melata dengan cara memagari suatu areal perairan pantai seluas yang diinginkan sehingga seolah-olah terisolasi dari wilayah pantai lainnya.
Bahan yang digunakan ialah jaring (super-net) dengan mata jaring sebesar 0,5 – 1 inci atau dapat juga dengan bahan bambu. Dengan metode ini maka lokasi/areal yang dipagari tersebut akan terhindar dari hewan-hewan pemangsa (predator) dan hewan laut yang dipelihara tidak dapat keluar dari areal yang telah dipagari tersebut.
1. Sumber benih teripang
Benih teripang dapat diperoleh dengan dua cara, yaitu :
Benih teripang dapat diperoleh dengan dua cara, yaitu :
· Melakukan pemungutan dari alam
· Dengan memelihara induk-induk teripang pada petak-petak di dalam area penculture.
Teripang yang dijadikan induk ialah yang sudah dewasa atau diperkirakan sudah dapat melakukan reproduksi dengan ukuran berkisar antara 20 – 25 cm. Sedangkan benih teripang alam yang baik untuk dibudidayakan dengan metode penculture adalah yang memiliki berat antara 30 - 50 gram per ekor atau kira-kira memiliki panjang badan 5 - 7 cm.
2. Pengangkutan benih/induk
Dalam hal budidaya teripang cara pengangkutan benih/induk merupakan hal yang penting. Terlebih lagi apabila sumber benih/induk teripang yang akan dibudidayakan letaknya relatif jauh, sehingga diperlukan teknik yang baik dalam pengangkutan teripang tersebut agar tetap hidup sampai di lokasi budidaya. Metode pengangkutan teripang agar dapat memberikan tingkat kehidupan yang tinggi adalah sebagai berikut:
· Teripang dimasukan pada kantong plastik ukuran 2 liter dengan media air dan pasir. Sebelumnya kantong plastik digelembungkan untuk melihat kantong tersebut bocor atau tidak.
· Kepadatan untuk masing-masing jenis adalah : untuk teripang putih dan teripang grido dengan berat antara 100-200 g adalah 3 ekor untuk setiap kantong, sedangkan untuk teripang jenis olok-olok 4 ekor untuk setiap kantong plastik.
3. Makanan Teripang
Faktor makanan dalam pemeliharaan/budidaya teripang tidak menjadi masalah sebagaimana halnya hewan-hewan laut lainnya. Teripang dapat memperoleh makanannya dari alam, berupa plankton dan sisa-sisa endapan karang yang berada di dasar laut. Namun, untuk lebih mempercepat pertumbuhan teripang dapat diberikan makanan tambahan berupa campuran dedak dan pupuk kandang (kotoran ayam).
Cara pemberian makanan tambahan tersebut adalah sebagai berikut :
· Dedak halus dan kotoran ayam dicampur rata
· Campuran dimasukkan kedalam kantong plastik
· Kemudian direndam di air laut sampai campuran menjadi lengket, lalu dibentuk menjadi gumpalan.
· Gumpalan tersebut kemudian disebar merata kedalam kurungan.
Pemberian makanan tambahan sebaiknya dilakukan pada sore hari.. Hal ini disesuaikan dengan sifat hidup atau kebiasaan hidup teripang. Karena teripang akan lebih aktif mencari makan pada malam hari dibandingkan dengan iang hari.
4. Padat penebaran
Teripang dapat hidup bergerombol di tempat yang terbatas. Oleh karena itu dalam usaha budidayanya dapat diperlakukan dengan padat penebaran yang tinggi. Untuk ukuran benih teripang sebesar 20 – 30 gr per ekor, padat penebaran berkisar antara 15 – 20 ekor per m2, sedangkan untuk benih teripang sebesar 40 – 50 gr per ekor, padat penebarannya berkisar antara 10 – 15 ekor per m2.
5. Panen
Pemungutan hasil panen dapat dilakukan setelah ukuran teripang berkisar antara 4 - 6 ekor per kg (market size). Untuk mendapatkan ukuran ini biasanya teripang dipelihara selama 6 – 7 bulan, dengan survival yang dicapai kurang lebih 80% dari total penebaran awal. Panen dilakukan pada pagi hari sewaktu air sedang surut dan sebelum teripang membenamkan diri. Panen dapat dilakukan secara bertahap yaitu dengan memilih teripang yang berukuran besar atau juga dapat dilakukan secara total, kemudian dilakukan seleksi menurut golongan ukuran.
2. Upaya Meningkatkan ProduksI Teripang di Indonesia
Dengan kondisi kelautan Indonesia yang potensial seperti diatas, maka perlu diupayakan usaha yang nyata dari pemerintah agar perkembangan pengelolaan teripang di Indonesia semakin meningkat sehingga pertumbuhan perekonomian Indonesia akan semakin cepat. Adapun upaya – upaya tersebut adalah sebagai berikut :
· Mengadakan penyuluhan dan sosialisasi
Selama ini, kebanyakan masyarakat Indonesia belum begitu mengenal teripang baik secara fisik maupun nilai gizi. Padahal teripang merupakan salah satu hasil laut Indonesia dan komoditi ekspor yang menjadi makanan mewah di mancanegara. Oleh karena itu, sangat dibutuhkan sosialisasi dan penyuluhan agar masyarakat dapat lebih mengenal dan memahami potensi teripang Indonesia sehingga dapat turut berpartisipasi dalam pengelolaan dan peningkatan produksi teripang di Indonesia.
· Meningkatkan mutu dan kualitas sumber daya manusia
Sumber daya manusia yang berkualitas sangat dibutuhkan dalam peningkatan produksi teripang di Indonesia. Karena tanpa adanya peningkatan mutu dan kualitas sumber daya manusia maka potensi teripang yang melimpah tersebut tidak akan terkelola dengan maksimal.
· Penyediaan dana usaha atau modal
Dana pengembangan atau modal merupakan salah satu faktor yang tak kalah penting dalam usaha peningkatan produksi teripang di Indonesia karena usaha tanpa disertai dengan dana/modal yang memadai maka tidak akan membuahkan hasil yang maksimal. Penyediaan dana/modal dapat disalurkan melalui pemberian pinjaman modal.
· Penyediaan sarana dan prasarana
Selain sumber daya manusia yang unggul, ketersediaan sarana dan prasarana juga harus diperhatikan. Karena selama ini masalah yang sering timbul dan menjadi penghambat dalam proses pengelolaan dan pengembangan sumber daya alam di Indonesia adalah kurangnya sarana dan prasarana dalam hal alat dan bahan. Oleh karena itu, perhatian dari pemerintah dalam hal penyediaan sarana dan prasarana sangat dibutuhkan guna memaksimalkan pengelolaan potensi kelautan Indonesia khususnya teripang.
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Simpulan yang dapat diambil dari penyusunan karya tulis ini, yaitu kurang maksimalnya pengembangan dan pengelolaan teripang sebagai potensi kelautan Indonesia yang cukup menjanjikan bagi pertumbuhan perekonomian negara. Selain itu, teripang juga memiliki beberapa keunggulan dalam pengembangan dan pengelolaannya antara lain, yaitu teripang cukup mudah untuk dibudidayakan, teripang memiliki nilai jual yang cukup tinggi sebagai komoditi ekspor, dan penambahan titik budidaya teripang dapat menciptakan lapangan kerja baru dan mendatangkan devisa negara .
Dari potensi kelautan yang cukup menjanjikan tersebut, perlu dilakukan beberapa upaya untuk meningkatkan produksi teripang di Indonesia. Upaya-upaya tersebut meliputi penyuluhan dan sosialisasi, peningkatan mutu dan kualitas sumber daya manusia, penyediaan dana usaha atau modal, serta penyediaan sarana dan prasarana. Jika semua upaya tersebut telah terlaksana secara maksimal, maka produksi teripang Indonesia akan meningkat seiring dengan peningkatan mutu dan kualitas teripang sebagai komoditi ekspor nonmigas.
B. Saran
Adapun saran yang diberikan penulis adalah agar pemerintah dan masyarakat dapat bekerja sama dalam pengembangan pengelolaan teripang ini. Sebab tanpa peran serta dari pemerintah dan masyarakat, usaha pengembangan dan pengelolaan teripang ini tidak akan berjalan lancar. Tidak hanya itu, pemerintah juga harus lebih maksimal lagi dalam mengeksplorasi potensi kelautan Indonesia dalam hal ini khususnya teripang guna meningkatkan produksi teripang di Indonesia dan menjadikan Indonesia sebagai negara maritim penghasil teripang terbesar di dunia.
DAFTAR PUSTAKA
Hasil Laut, Teripang, Rumput Laut. http://www.piramitama.blogspot.com/ . Diakses pada tanggal 17 November 2010
Kliping Dunia Ikan dan Mancing. 2008. Budidaya Teripang http://ikanmania.wordpress.com/2007/12/30/budidaya-teripang/ . Diakses pada tanggal 23 November 2010
Kliping Dunia Ikan dan Mancing. 2008. Perbaikan Kualitas Produk Industri Kecil Teripang. http://ikanmania.wordpress.com/2008/01/05/perbaikan-kualitas-produk-industri-kecil-teripang/ . Diakses pada tanggal 17 November 2010
Teripang. http://id.wikipedia.org/wiki/Teripang . Diakses pada tanggal 23 November 2010
0 komentar:
Posting Komentar